Salah satu bentuk dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian kepada
masyarakat merupakan implementasi dari konsep dan teknologi yang dipelajari,
serta pengembangan ilmu pengetahuan di kampus. Hal inilah menjadi dasar dari
kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh Tim Pengabdian
Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Galuh untuk mencoba dalam mengakselarasi
pembangunan wilayah perdesaan. Kegiatan ini juga bukan hanya sebagai tugas
akademisi, tetapi semua stakeholders mempunyai
peran penting dalam pembangunan di perdesaan.
Tim
PKM yang dimotori oleh Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan, yakni Dini
Yuliani, S.IP., M.Si. fokus pada pemberdayaan masyarakat desa dan perbaikan
tata kelola pemerintahan desa. Tim PKM ini salah satunya mendampingi Desa
Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis dalam upaya perbaikan tata
kelola pemerintahan desa menuju Desa Digital, serta pemberdayaan masyarakat
desa melalui pembentukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).
Desa Sukamaju yang berada di
wilayah Gunung Sawal mempunyai beragam potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang
dapat dikembangkan menjadi potensi ekonomi perdesaan. Keramah tamahan
masyarakat, menjadi nilai lebih bahwasannya masyarakat desa masih menjunjung
tinggi nilai-nilai kesopanan. Selain itu, kearifan lokal masyarakat perdesaan
masih memegang tradisi nenek moyang. Salah satunya dalam pengolahan hasil
bumi.
Tim PKM menemukan potensi
SDA, yakni bahan pangan yang berasal dari air nira atau aren. Teknik
tradisional masih digunakan dalam produksi air nira, bahkan untuk pengolahan
air nira menjadi gula aren masih menggunakan kayu bakar. Setelah menemukan
potensi dan masih ada masalah di Desa Sukamaju, Tim PKM dari Prodi Ilmu
Pemerintahan FISIP Universitas Galuh berinisiatif untuk melakukan pola
pemberdayaan yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Pemanfaatan teknologi dalam
proses pengolahan air nira masih menjadi perbincangan Tim PKM yang diharapkan
ada perubahan dalam pengolahan air nira, tetapi tanpa menghilangkan kearifan
lokal yang menjadi pembeda dan ciri khas dari tradisi masyarakat perdesaan disana,
Industrialisasi tetap dapat dilakukan, tanpa mengabaikan konservasi.
Keseimbangan antara pemanfaatan SDA dengan konservasi lingkungan akan
menjadikan segala macam sumber daya hayati terjaga dengan baik.
Peran akademisi dalam hal ini
hanya sebagai pendamping Pemerintah Desa dalam upaya peningkatan pelayanan,
pembangunan dan sampai pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dengan
menerapkan keilmuan yang relevan dengan perkembangan zaman. Gerakan ini harus
terus dilakukan oleh semua pihak, karena desa selain sebagai miniatur demokrasi
di Indonesia, tetapi diharapkan dapat menjadi pelopor pembangunan Nasional yang
masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal.