DOSEN ILMU PEMERINTAHAN UBAH DESA SUKAHARJA MENJADI DESA BUDAYA RARAKAAN

Ciamis, 22 April 2024 – Para dosen dari program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh menunjukkan komitmennya dalam mengabdikan diri kepada masyarakat. Pada hari Senin, 22 April 2024, mereka melaksanakan salah satu tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat (PkM) di Desa Sukaharja, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis. PKM ini mengangkat tema yang menarik dan penting, yaitu "Revitalisasi Budaya Rarakaan sebagai Kearifan Lokal".

Acara PKM ini dihadiri oleh para dosen, kepala desa dan perangkat desa, tokoh adat yang dihormati, dan masyarakat Desa Sukaharja yang menyambut baik kegiatan ini. Dalam sambutannya, salah satu dosen pengampu mata kuliah menjelaskan bahwa PKM ini bertujuan untuk membantu masyarakat Desa Sukaharja dalam melestarikan dan revitalisasi budaya Rarakaan yang merupakan kearifan lokal desa.

Budaya Rarakaan adalah budaya tradisional yang telah ada sejak lama di Desa Sukaharja. Budaya ini memiliki nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman hidup bagi masyarakat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, budaya Rarakaan mulai memudar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti modernisasi, globalisasi, dan kurangnya minat generasi muda terhadap budaya lokal.

Para dosen dan mahasiswa memahami bahwa kelestarian budaya Rarakaan sangat penting bagi identitas dan jati diri masyarakat Desa Sukaharja. Oleh karena itu, mereka tergerak untuk membantu masyarakat dalam revitalisasi budaya ini.

Pada kesempatan itu, dosen menyampaikan seminar atau workshop. Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada masyarakat tentang pentingnya budaya Rarakaan. Para dosen dan pakar budaya setempat menyampaikan materi dengan jelas dan menarik, sehingga peserta seminar dapat memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Rarakaan.

Masyarakat Desa Sukaharja sangat menyambut baik PKM ini. Mereka antusias mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan. Mereka berharap PKM ini dapat membantu melestarikan dan revitalisasi budaya Rarakaan yang merupakan warisan budaya leluhur mereka.

Kepala desa Sukaharja menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para dosen dan mahasiswa yang telah melaksanakan PKM di desanya. Ia berharap PKM ini dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat desa.

Dampak Positif PKM

PKM ini telah memberikan beberapa dampak positif bagi masyarakat Desa Sukaharja, antara lain:

• Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya Rarakaan. Melalui seminar dan berbagai kegiatan lainnya, masyarakat Desa Sukaharja menjadi lebih memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya Rarakaan. Mereka menyadari bahwa budaya ini merupakan bagian penting dari identitas dan jati diri mereka.

• Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memainkan alat musik tradisional dan menari tarian tradisional Rarakaan. Pelatihan seni budaya Rarakaan telah membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam memainkan alat musik tradisional dan menari tarian tradisional Rarakaan. Hal ini tentunya akan membantu mereka dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Rarakaan di masa depan.

• Meningkatnya minat generasi muda terhadap budaya Rarakaan. Pementasan seni budaya Rarakaan dan berbagai kegiatan lainnya telah menarik minat generasi muda Desa Sukaharja terhadap budaya Rarakaan. Hal ini merupakan kabar yang menggembirakan, karena generasi muda adalah penerus budaya Rarakaan di masa depan.

• Revitalisasi budaya Rarakaan di Desa Sukaharja. Secara keseluruhan, PKM ini telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam revitalisasi budaya Rarakaan di Desa Sukaharja. Budaya Rarakan yang dulu mulai memudar kini kembali hidup dan berkembang di desa ini.

PKM ini merupakan contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Melalui PKM, perguruan tinggi dapat membantu masyarakat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.